Showing posts with label Parenting. Show all posts
Showing posts with label Parenting. Show all posts



Tidak ada yang mengikis kebahagiaan lebih dari rasa khawatir. Kadang-kadang kita memiliki alasan yang baik untuk khawatir, namun kadang tidak.   Satu cara  dalam ritual mingguan dapat membantu setiap seorang ibu  untuk mendapatkan pegangan dari rasa khawatir dalam 15 menit. 

Tuliskan Apa Yang Ada Dalam Pikiran.

Setiap Minggu malam, saya berusaha  mengambil waktu 15 menit untuk menenangkan diri untuk mengatur agenda selama seminggu ke depan. Saya mengunci diri di kamar  dengan notebook,  dan saya menulis KHAWATIR di bagian atas halaman. Dimulai dengan kekhawatiran, itu adalah  kunci, karena kemungkinan saya akan merasakan kecemasan dan kekhawatiran yang berputar di kepala Saya. Meletakkannya di halaman atas, saya bisa melihat secara objektif. 

Saya menuliskan setiap hal yang ada di pikiran aya. Saya tidak menyensor diri sendiri, saya tidak memprioritaskan, saya tidak menilai diri sendiri karena terobsesi tentang hal-hal yang tidak penting ketika ada begitu banyak hal-hal besar yang perlu dikhawatirkan. Jika itu di pikiran saya, itu permainan yang adil. 

Contoh :

Saya tidak pernah melewati berpuluh-puluh email-email yang masuk setiap hari;

Saya selalu kehilangan waktu untuk melanjutkan cerita bersambung aya;

Saya telah menaikan berat badan  dan celana jeans favorit saya merasa nyaman.

Adi, sudah mulai dengan aktivitas sebagai anak kampus yang kadang-kadang saya mulai merasa kehilangan waktu bersamanya;

Saya selalu merasa kekurangan waktu untuk diri saya sendiri


Bayangkan Apa yang Ingin Saya Cari dalam Seminggu Mendatang

Pada halaman lain di notebook saya, saya menulis KEBAHAGIAAN di bagian atas dan tanggal - biasanya seminggu dari sekarang. Apa yang saya ingin hidup saya terlihat seperti itu?

Ingin saya jeans saya cocok? Apakah saya ingin mengurangi email yang mendesak di inbox ? Apakah saya ingin mendapatkan sebuah satu ide untuk melanjutkan cerita bersambung saya ? Apakah Saya ingin mendapatkan waktu lebih banyak dengan Adi ? Apakah saya ingin mendapatkan waktu untuk diri sendiri ?

Buat Daftar Tindakan.

Saya mengambil sebuah halaman ketiga, dan saya menulis TINDAKAN di halaman atas. Saya sangat ketat dengan diri sendiri. Hanya tindakan nyata yang  benar-benar saya percaya sehingga saya bisa mengambil dalam tujuh hari ke depan, dan hanya mereka yang benar-benar dalam kendali saya.

Contoh :

Saya mulai menyortir dan menghapus newsletters yang tidak begitu berhubungan dengan hidup dan karir saya, dan mulai menjadwal ulang  untuk membaca newsletter yang sudah dipilih. 

Saya mengatur waktu untuk melanjutkan cerita bersambung saya, dan mengatur ide-ide untuk menuangkan dalam tulisan tersebut dengan membaca beberapa literatur.

Saya mulai mengatur waktu untuk lebih rutin berolah raga agar celana jeans favourite  tetap nyaman; 

Saya mulai mengatur waktu agar lebih dapat meluangkan waktu dengan Adi. 

Saya mulai memikirkan apa yang akan saya lakukan untuk menikmati waktu.

Simpan Jauh File KHAWATIR

Saya pin lembar  TINDAKAN,  ditulis di bagian atas notebook saya.  Saya copy dua lembar lainnya, satu simpan di dalam tas, dan satu dalam laci meja kerja saya. Saya tidak perlu khawatir sekarang tentang bagaimana untuk menjaga diri untuk menjadi satu kebahagiaan. Semua yang harus saya lakukan adalah tindakan.

***
Terinpirasi dari mindbodygreen.com

Adi Waluyo - 26 April 2015 15:09 wib

Metrotvnews.com: Internet dan sosial media dipastikan untuk tetap tinggal dan menjadi bagian dari realita kehidupan modern. Dan orang tua hanya memiliki dua pilihan, mengeluh dan menyaksikan anak-anak mereka menjadi korban atau mengambil tindakan dan mempersiapkan anak-anak mereka untuk menjadi pengguna yang aman dan nyaman.

1. Menjadi pengaruh positif
Ketika anak mendengar dan melihat orang tua mereka melakukan sesuatu yang 'aman' maka secara otomotasi mereka akan menterjemahkannya menjadi perilaku dan pilihan mereka sendiri.

Jadi, orang tua harus bertanggung jawab atas dirinya di media sosial. Seorang pendidik, Swati Popat mengatakan, "Ketika orang mulai menggunakan mobil kitaami mempersiapkan anak-anak kita tentang jalan dan keselamatan lalu lintas, hal yang sama berlaku untuk setiap aspek baru dalam hidup kita, kita perlu mempersiapkan anak-anak kita dan membuat mereka sadar akan yang baik dan yang buruk."

Dimulai dengan bagaimana anak-anak kita melihat kita menggunakan situs internet dan media sosial. Ketika orang tua menggunakan media sosial, mereka harus berbicara di depan anak tentang hal itu dalam percakapan yang mencakup komentar seperti:

"Aku di-invite, tapi tidak kuterima karena aku tidak yakin tentang identitasnya dan ingin aman."

"Saya tidak membayangkan bahwa saya akan mem-posting foto ini karena saya merasa foto itu sedikit pribadi dan saya tidak ingin berbagi dengan seluruh dunia."

Cobalah memberikan contoh yang baik melalui perilaku virtual Anda sendiri.

2. Hindari menggunakan pendekatan 'mengendalikan'.
Ketika membahas soal jejaring sosial jangan pernah mencoba untuk mengontrol anak-anak Anda terlalu banyak. Hormatilah privasi anak Anda yang masih remaja.
Seorang psikolog, Seema Hingorrany mengatakan, "Kami melihat orang tua menjadi sangat tegang dan marah karena anak mereka menghabiskan lebih banyak waktu di situs tersebut secara sembunyi-sembunyi. Dasar hubungan antara anak dan orang tua adalah kepercayaan. Hubungan akan menjadi negatif ketika orang tua memata-matai I-pad dan laptop anak mereka, memantau kegiatan anak ketika ia sedang online, penasaran dengan apa yang disukai anak Anda, siapa teman online mereka, dan apa yang di-posting anak Anda."

Ketika Anda menjadi temannya, jangan pernah menulis komentar yang memalukan dan terlalu aktif dalam postingan di wall-nya. Pada saat yang sama, penting untuk mengawasi secara bijaksana tentang apa yang anak-anak Anda lakukan di dunia maya.

3. Akrablah dengan anak Anda
Bicaralah secara akrab dengan anak Anda setiap hari dan buat ikatan dengan mereka. Sebuah ikatan yang kuat akan mengurus semuanya. Faktanya, anak yang akrab dengan orangtuanya, tidak takut untuk berbicara dan berbagi segala sesuatu dengan orangtua, mereka tidak merasa perlu untuk menyembunyikan apa pun.

Buatlah mereka mengerti bahwa mem-posting foto yang tidak pantas dapat merusak reputasinya. Katakan kepada mereka betapa pentingnya untuk memiliki reputasi yang bersih ketika mereka akan memasuki perguruan tinggi atau mencari pekerjaan sebab itu adalah kewajiban bagi semua organisasi untuk melakukan pemeriksaan latar belakang. Berdiskusi secara sehat dengan anak Anda tentang kejahatan di dunia maya dan bagaimana hal itu dapat merusak masa depan mereka.

4. Jangan biarkan mereka menghabiskan terlalu banyak waktu di sosial media
Menghabiskan terlalu banyak waktu di jejaring sosial dapat menjadi kecanduan untuk anak-anak. Buatlah beberapa aturan tentang penggunaan teknologi. Jangan biarkan mereka menghabiskan terlalu banyak waktu di situs jejaring sosial. Jauhkan komputer di ruang tamu dan hindarkan anak dari mengambil ponsel pintar atau tablet ke kamar tidur.

Psikolog Varkha Chulani menyarankan, "Peringatkan mereka bahwa ada penipu di dunia maya dan jangan percaya begitu saja pada apa yang muncul di internet. Dorong anak Anda untuk mendapatkan kegembiraan dari orang-orang yang nyata (bukan dari teman dalam dunia maya). Mendorong interaksi dengan teman-teman yang jelas, seperti teman sekolah."

5. Tips yang harus Anda sampaikan pada anak
- Jangan menerima permintaan teman dari orang asing
- Dorong anak untuk bermain di tempat terbuka, alam, atau taman
- Jangan berbagi tanggal lahir, alamat dan nomor telepon atau email id.
- Pikirkan sebelum Anda membuat status tentang emosi Anda
- Hati-hati dengan foto-foto yang Anda posting
- Menginformasikan anak tentang kejahatan lewat internet
- Katakan kepada mereka untuk tidak mencemarkan nama baik sekolah, keluarga, teman, dan diri mereka sendiri. (Times of India)
AWP

Sumber :  metronews

    • It's becoming increasingly unpopular to demonstrate faith. Only around 20 percent of all Americans attend religious services weekly. With the societal decline of religious participation, why should your family opt-in to regular religious observance? Faith strengthens families, and faith can specifically strengthen your family. Here are five concrete ways that your family can see increased unity through expressing your faith together.
    • Faith fosters lasting marriages

      One of the greatest gifts you can give your children is a strong marriage. Children raised in two-parent households do better in school, engage in less high-risk behavior, are more likely to attend college, are more likely to live above the poverty line and are less likely to have an unplanned pregnancy. Actively participating religious couples are less likely to get divorced than their non-religious peers.
      Fostering faith as a couple brings married individuals together in a way that no other secular hobby can. When couples share their faith, they are vulnerable to their partner, a key ingredient to marital intimacy. Couples who also believe they answer to God for their marriage vows are more willing to work through the inevitable challenges of married life, and they are also more likely to have access to counseling, through their church.
    • Faith gives family a shared heritage

      Family rituals are important in giving children a sense of belonging. Religious observance offers children daily traditions to guide their lives, such as family prayer and devotional, as well as weekly attendance at services. Children raised in religious homes also have more meaningful traditions around the holidays, traditions that they are likely to pass on to their own future families.
    • Faith creates opportunities for togetherness

      Daily religious activities, weekly church attendance, and shared holidays, in addition to creating traditions, give families built-in time to spend together. Researchers find that families who share their faith report greater love and affection for each other, possibly because religious rituals are often focused on expressing love toward God. When kids see their parents acting in love and tenderness, they are more likely to feel that same love for their family members.
    • Faith provides meaning in hard times

      All families go through rough patches. Whether it's the death of a loved one, illness or financial hard times, families can either fall apart or come together when faced with a trial. Faith gives meaning to life's obstacles, and families with shared faith more often rely on each other for support. When a family gathers together in prayer, they receive the fortitude necessary to overcome together, an experience that leads to a stronger family in the end.
    • Faith leads to a shared social network

      Religious individuals experience less loneliness and have a stronger social network than non-religious people. Furthermore, parents in a religious home are more likely to know the kids in their children's social networks. This social transparency leads to kids who use less drugs and alcohol, get in less legal trouble, and have lower rates of sexual activity than non-religious teenagers. Sharing family friends with similar values helps families feel like they are a part of a community.
      Bring your family together with faith this year. If you're not attending church together, now is a great time to find a congregation that will provide your family with a loving community. If you're already worshipping together, express faith at home with regular family prayers, scripture study and devotionals. Religious observation creates a legacy of faith in your family that will bind you together for generations.
      Source : familyshare.com



With over 600 million active users, Facebook is bound to get a little crazy at times. Unfortunately, there is no official rule book for this gigantic social empire; however, there are certain rules and etiquette that everyone should consider.
Here are a just a few tips on how you can avoid getting blocked off your friend's news feed or becoming "that mom":
1. Over posting
We love pictures of your kids. (We really do. Especially babies.) But if I know exactly what you did all day, then you have definitely gone to far. Posting a new picture, status update or article every hour or gets to be a little bit much.
Remember, less is more. Posting constantly and filling up your friends' news feeds is a big no-no. One post a day is just fine. Two is definitely acceptable. Before you post three or more times, consider waiting until another day. Your friends will appreciate the SparkNotes version of your day much better than the novel form.
2. Multi-level marketing

There are probably plenty of people out there who like Tupperware or candle parties, but I hate getting suckered into those things and being forced to make awkward conversation and buy something I don't want in the name of "friendship". Multi-level marketing is awful -- and it just got worse.
The new rage is virtual parties. Your friend decides to get involved with some sort of nails, lashes, or (insert beauty product), and then their first step is to start hounding all of their friends to buy said products on Facebook with an event.
There is a big difference between effective social media marketing and guilt tripping. We all love our friends, but please don't pester us constantly with notifications. If it's something we genuinely want, we will buy it and support you 100%.
3. Selfies
Cute selfies? Definitely keep them coming. (Let's be honest. We all take them.) Posting selfies on a regular basis? No. You can be proud of your outfit and the way you look, but when you post a highly filtered selfie every day it displays a lack of self-confidence.
Your friends are here to help and validate you. (That's what we're here for, right?) But please, keep the selfies to a minimum. Believe me, your friends will keep letting you know that you're gorgeous (because frankly, you are).
Stand back, give the camera to someone else, and have them take pictures of you (somewhere other than your bathroom mirror) living life with the people you love around you. There is something refreshing and wonderful about a picture like that.
4. Be real

We want to cheer for you, your family, and your successes. Sharing joy is just another great aspect of social media.
But, nobody's life is perfect. Don't be afraid to be your true self online. Share the good moments, and let people support you during the hard ones. Facebook is a great place to get support during difficult times.
Nothing feels better than knowing someone else is going through the same thing as you.
5. Inappropriate content

Please keep the trash off of the internet. Don't post pictures or articles that someone would be embarrassed to see, or they would be embarrassed for their children or boss to see on their computer.
There is nothing worse than scrolling through your feed and having to block someone for posting pornographic selfies or going off on an explicit rant.
6. Name calling
Everyone appreciates a good debate, and Facebook is an excellent platform to share your thoughts and opinions - but please, please, please don't get sucked in to useless name calling.
Let's face the facts: No two people are going to have the exact same opinions and beliefs on every subject. Just because someone thinks differently, doesn't mean they are a bigot, uninformed or dumb.
If you're going to have at it in the comments, make sure you are respectful, kind and prudent. If they sink to low levels, you don't need to join them. Know when to stop and protect your reputation.
7. Cryptic status updates
Posts like, "I can't believe that just happened" with no follow up are annoying and appropriate only for angsty teenagers. Be real with your friends and family -- and don't write posts just to get follow-up questions that give you unnecessary amounts of attention. If someone has to ask, "what happened?" then your post is too cryptic.
What social media faux pas 

Source : Familyshare